1. Sejarah Pencak Silat
pencak
silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang terdapat di
Indonesia. Olahraga beladiri pencak silat adalah warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Karena pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia, maka
perkembangannya dipengaruhi oleh watak, selera, dan bakat masyarakat yang ada
di daerahnya masing-masing. Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor alam
juga dapat memengaruhi perkembangan pencak silat itu sendiri, misalnya keadaan
tempat, iklim, keadaan sosial, dan lain sebagainya. Pencak
silat adalah suatu cara beladiri yang menggunakan akal sepenuhnya. Akal
yang dimiliki manusia lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk
yang lainnya. Oleh karena itu, tidak mustahil jika manusia dapat menguasai
segala macam ilmu di dunia ini.
Pencak silat
merupakan unsur - unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil
budidaya yang turun temurun. Pencak silat sudah lama diperkenalkan di
Indonesia. Hal ini bisa dilihat pada saat penjajahan Belanda, pencak silat
sudah ada. Pencak silat dikala itu digunakan untuk melawan penjajah. Bahkan
kita sering mendengar legenda bahwa pencak silat pernah dilakukan oleh salah
satu pendekar dari Betawi yang bernama si Pitung. Dikala itu, si Pitung
melakukan perlawanan secara Individu dengan pencak silat.
Pencak silat
atau silat adalah suatu seni bela diri asli Indonesia. Walaupun silat adalah
seni bela diri tradisional, Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai
dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara. Vietnam juga telah memiliki
pesilat-pesilat yang tangguh, ini semua berkat peranan para pelatih asal
Indonesia . Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak
Silat Indonesia(IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat
di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat),
yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Silat
diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya
belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki
pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun
prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat
diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti
adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan
dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan
sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger
menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan
hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang
terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin
(2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan Indiadalam
silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari
kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan
mancanegara lainnya.
Pencak silat
telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama
alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat
dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan
nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah
"silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri
ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Perkembangan
silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi
oleh kaum penyebar agama Islam padaabad ke-14 di nusantara. Kala itu
pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau
pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa
di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara
adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah
gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan
dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu",
yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara
ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang
menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah
pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang
dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah
pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan
pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh
para pengawal pengantin pria.
Silat lalu
berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah
perjuangan melawanpenjajah Belanda,
tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita,
seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Upaya
pengembangan pencak silat yang dipelopori Indonesia dan anggota PERSILAT
lainnya sampai saat ini berhasil manambah anggota PERSILAT. Penambahan anggota
ini memberikan dampak pada usaha IPSI dan anggota PERSILAT lainnya untuk
memasukkan pencak silat ke multi event di tingkat Asia, yaitu Asian Games,
dengan membentuk organisasi Pencak Silat Asia Pasifik pada bulan Oktober 1999.
Organisasi pencak silat di Indonesia yang disebut dengan Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, diprakarsai
oleh Mr. Wongsonegoro, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Pusat
Kebudayaan.
2. Karakteristik
Pencak silat
adalah olahraga beladiri yang juga mengandung nilai - nilai seni tradisional
dari Indonesia. Pencak adalah gerak langkah keindahan dengan menghindar, yang
disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat diperlombakan sebagai sarana
hiburan, sedangkan silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menyerang dan
mengunci yang tidak dapat diperagakan didepan umum (Abdus Syukurmaryono: 1998).
Pencak silat sebagai pendidikan
jasmani yang didalamnya terkandung aspek olahraga, dan merupakan wahana
pendidikan yang memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut antara lain : (1)
untuk kesehatan, (2) rekreasi, dan (3) prestasi.
Terdapat 4 aspek utama dalam
pencak silat, yaitu:
Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Sentuhan pencak silat
yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan yang dimulai dari tingkat dasar akan
sangat membantu pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkepribadian
luhur, disiplin, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni"
pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada
umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana
tradisional. Bela diri pencak silat bertujuan untuk mengembangkan aspek seni
yaitu indah dalam gerak yang serasi dan menarik dilandasi rasa cinta kepada
budaya bangsa.
Aspek Bela Diri: pencak silat bela diri bertujuan untuk
mengembangkan aspek bela diri, yaitu terampil dalam gerak efektif untuk menjaga
keselamatan atau kesiagaan fisik dan mental yang dilandasi sikap kesatria,
tanggap, dan mengendalikan diri.
Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak
silat penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Aspek
lain yang bisa dikembangkan ialah kompetisi, artinya olah raga ini bisa
dipertandingkan dalam bentuk perorangan atau regu.
3. Istilah Dalam Pencak Silat
Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi
tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh
agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau
menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap
(posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika
bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara
berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka
pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah
ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola
langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.
Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan
sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah
pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat
bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan
kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing
(berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni
pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan
dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan
buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak
kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan,
sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian
gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan
untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat
dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah,
atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat
digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Sapuan dan Guntingan: adalah
salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda
musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh,
sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
Kuncian: adalah teknik untuk
melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti
senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat
yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
4. Gerakan Dasar
A. Belaan: pembuangan-tangkisan-hindaran/elakan-pelepasan
kuncian-tangkapan
Belaan adalah
suatu usaha mempertahanka diri yang dilakukan baik dengan tangan maupun kaki
sewaktu menerima serangan.
Macam-macam belaan antara lain:
1). Pembuangan:
Pembuangan adalah teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa
dengan jalan membuang tenaga serangan lawan.
2). Tangkisan
Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung
(benturan) terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan
serangan. Berbagai posisi dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan
melangkah maupun diam di tempat, dengan memperhitungkan posisi terbaik atau
menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang cepat. Yang perlu
diperhatika dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap
tubuh dan sikap tangan.
Adapun
tangkisan terdiri dari dua macam, yaitu:
- Tangkisan
(benturan) dengan tangan
- Tangkisan
(benturan) dengan kaki
3). Hindaran/elakan
Hindaran/elakan
adalah teknik belaan dengan cara memindahkan sasaran dari lintasan serangan.
Teknik elakan
dapat dilakukan dengan cara:
- Melangkah
dengan satu kaki
- Di tempat
- Memindahkan
dua kaki
Elakan yang
baik adalah dapat menghindarkan serangan dan dapat melakukan gerakan lanjuta
(pola sambut) dengan baik).
4). Pelepasan Kuncian
Pelepasan
kuncian adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan, dilakukan
dengan cara menggunakan satu tangan atau dua tangan.
B. Serangan
Pencak Silat
memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa
menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan.
Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,
menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
a). dengan tangan: pukulan-colokan-tebasan-sodokan-sikutan-kuncian
b). dengan kaki: tendangan-dengkulan-menjatuhkan (serampang,
ungkit, sapu)
Tujuan:
- Melatih dasar-dasar melakukan
serangan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih dasar-dasar melakukan
belaan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih pembentukan sikap yang
benar.
Pelaksanaan:
- Kesalahan harus segera
dibetulkan
- Pemberian aba-aba dari lambat,
teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Merangkaikan beberapa gerakan
serangan (colok-tendangan-menjatuhkan)
- Merangkaikan beberapa gerakan
belaan (tangkis-hindar)
- merangkaikan beberapa gerakan
bela dan serang tangkis-pukul-tendang.
Macam-macam serangan yanga dapat
dilakukan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a). Serangan dengan tangan
serangan
dengan tangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu mengepal, terbuka
dan terbuka sebagian dengan memperhatikan lintasan serangan.
Lintasan
serangan:
- ke depan
lurus
- dari samping
- dari bawah
Macam-macam
serangan dengan tangan antara lain:
- pukulan
- colokan
- tebasan
- sodokan
|
- sikutan
- kuncian
- tangkapan
|
b). Serangan dengan kaki
seperti pada
serangan tangan, serangan dengan kaki juga memperhatikan unsur-unsur teknik
tersebut di atas untuk mengembangkan teknik yang benar. Untuk memantapkan
serangan kaki perlu diperhatikan cara melatih kekuatan dan keseimbangan kaki
tumpu pada waktu melakukan tendangan dan sikap tubuh serta sikap tangan yang
baik, sehingga teknik tendangan menjadi baik dan dapat melakukan sikap atau
tindakan berikutnya setelah melakukan tendangan.
Adapun
macam-macam serangan kaki adalah:
1). Tendangan
Sikap awal
menendang perlu dilatih dari berbagai sikap dan posisi.
Macam
tendangan adalah:
- tendangan ke
arah depan (A, T)
- tendangan
dari samping (C, Sirkel)
- tendangan
belakang (B)
2). Dengkulan
Dengkulan
dilakukan apabila jarak/jangkauan lawan sudah terlalu dekat.
3). Menjatuhkan
Menjatuhkan
dilakukan dengan cara: sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan.
Teknik jatuhan
dapat dilakukan dengan cara:
(1).
Meniadakan keseimbangan kaki tumpu (sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan)
(2).
Meniadakan keseimbangan dengan didahului tangkapan.
C. Jurus
Pengertian:
adalah suatu
rangkaian gerakan teknik pencat silat (pasang-serang-bela) sebanyak 36 (tiga
puluh enam) yang dilaksankan sambil melangkah.
Pesilat berlatih
dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian
atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan
tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil
tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan,
atau aliran seluruh tubuh.
Tujuan:
- Melatih mengembangkan suatu
pola permainan pencak silat
- Menumbuhkan pengertian
permainan secara teratur
- Menguasai dan meyakini teknik
yang dimiliki.
Pelaksanaan:
- Sama dengan pembinaan senam
- Penjelasan unsur-unsur belaan
dan serangan (teknik) pada masing-masing jurus.
- Penjelasan pola langkah sesuai
dengan tingkatannya tentang cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kaidah pencak silat PSHT
- Pemberian aba-aba:
~ Pelan dan teratur
(untuk pemahaman dan pembentukan sikap dan teknik yang benar)
~ ditingkatkan
dengan cepat dan pendadakan untuk merangsang gerak cepat dan bertenaga
~ ditingkatkan
dengan memberi aba-aba satu hitungan
- Kesalahan segera dibetulkan
- Melatih menggunakan jurus
secara berpasangan (2A ><>
- Melatih menggunakan pasangan
minimal dua gerakan untuk satu pasang dengan peningkatan atau tambahan macam
penggunaan pasang di tingkat atasnya.
D. Pasang
Pengertian
adalah suatu sikap gerak lemah
lembut gagah berwibawa dan terbuka yang merupakan perangkap agar lawan mau
menyerang, tetapi disertai kesiapan untuk melakukan belaan dilanjutkan serangan
masuk.
Tujuan:
- Melatih menyiapkan kondisi siap
menyerang dan siap diserang
- Melatih meyakini jurus
Pelaksanaan:
- melatih perpindahan gerak dari
satu gerak ke gerak lain dengan menggunakan pasang berlainan
- penggunaan pasamg masing-masing
jurus
E. Pelepasan Kuncian
Pengertian:
adalah suatu teknik untuk
melepaskan kuncian lawan dilanjutkan dengan gerakan mengunci lawan
Tujuan:
- Melatih mengambil bagian-bagian
tubuh lawan yang lemah
- Melatih memanfaatkan
bagiantubuh sendiri untuk menyerang lawan
Pelaksanaan:
Melatih ketepatan dan kecepatan
gerak disertai tenaga
F. Belaan Belati
Pengertian:
adalah suatu teknik untuk
menerima serangan belati dengan tangan kosong
Tujuan:
Melatih keberanian menghadapi
lawan bersenjata
Pelaksanaan:
Melatih kecepatan dan ketepatan
gerak disertai tenaga.
G. Senam Toya
Pengertian:
adalah suatu gerakan serang bela
menggunakan toya yang dilakukan di tempat
Tujuan:
- melatih dasar gerakan jurus
toya
- melatih sikap koordinasi yang
benar antara sikap tangan memegang toya dengan tubuh dan kuda-kuda kaki
- melatih gerak memegang toya
dengan benar
Pelaksanaan:
- Pemberian aba-aba dari lambat,
teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Kesalahan segera dibetulkan
H. Jurus Toya
Pengertian:
adalah suatu rangkaian gerakan
teknik pencak silat dengan menggunakan toya yang dilaksanakan sambil melangkah.
Tujuan dan Pelaksanaan
sama dengan jurus
5. Senjata
Selain bertarung dengan tangan
kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. antara lain:
Keris: sebuah senjata
tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang dibuat
dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
Kujang: pisau khas Sunda
Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar
pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan
terhadap pisau.
Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus
sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain
yang dapat diubah menjadi cindai.
Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua,
pengelana dan musafir.
Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari
kayu atau besi.
Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau
berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
Sabit/Clurit:
sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
Sundang: sebuah ujung pedang
ganda Bugis, sering berombak-berbilah
Rencong: belati Aceh yang
sedikit melengkung
Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip
rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".
Gada: senjata tumpul yang
terbuat dari baja.
Tombak: lembing yang
terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang
menempel di dekat pisau.
Parang/Golok: pedang pendek yang
biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
Trisula: tiga sula atau
senjata bercabang tiga
Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti
"cabang".
6. Aturan Pencak Silat Sesuai Norma di Indonesia
Upacara pembukaan latihan yang
terdiri atas:
ü Menyiapkan
barisan.
ü Berdoa
dipimpin oleh pelatih.
ü Pembacaan
"prasetya pesilat Indonesia".
ü Penghormatan
kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
ü Pemanasan
ü Latihan
inti
ü Pendinginan
ü Upacara
penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.
7. Aliran Perguruan Pencak Silat Indonesia
Berikut ini adalah beberapa
aliran silat di Indonesia:
Silek Harimau Minangkabau — adalah aliran silek (silat
Minangkabau), seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera
Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke
generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki budaya merantau semenjak
beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus
memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di
perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping
sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap
ancaman dari luar.
Silat Cimande — adalah aliran maenpo (pencak silat Sunda) di daerah
Tari Kolot, Cimande, Bogor, Jawa Barat. Cimande adalah sebuah aliran pencak
silat yang tergolong tua, besar, terkenal dan memiliki pengaruh pada aliran
lainnya di pulau Jawa. Cimande memiliki lima aspek yaitu aspek olahraga,
seni budaya/tradisi, beladiri, spiritual dan pengobatan. Aspek terakhir yaitu
pengobatan termasuk pijat/ atau urut gaya Cimande dan pengobatan patah tulang.
Merpati Putih — merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi
Jawa sejak tahun 1550. Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi
Poernomo, sedangkan pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu
adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas
Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu generasi ke sebelas. Didirikan pada
tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, mempunyai kurang lebih 85 cabang dalam
negeri dan 4 cabang luar negeri dengan jumlah kelompok latihan sebanyak 415
buah (1993) yang tersebar di seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai anggota
sebanyak kurang lebih dua setengah juta orang lulusan serta yang masih aktif
sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Pencak silat Merpati
Putih dikenal dengan Beladiri Tangan Kosong (Betako).
Bakti Negara — adalah aliran dan perguruan pencak silat Bali yang
berpedoman pada ajaran Hindu Dharma masyarakat Bali Tri Hita Karana. Bakti
Negara dibentuk pada 31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali
oleh empat pendekar mantan pejuang kemerdekaan Indonesia: pendekar Anak Agung
Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra,
dan Ida Bagus Oka Dewangkara.
Perguruan Silat Nasional Asad (Persinas ASAD) — berdiri pada
tanggal 30 April 1993 berpusat di Jakarta, telah berkembang pesat dan banyak
menjuarai perlombaan baik provinsi, nasional, bahkan internasional. Prestasi
Dunia Persinas Asad yang mewakili Indonesia meraih prestasi membanggakan di
Festival Beladiri Dunia Chungju World Martial Arts Festival di Chungju Korea
Selatan.
Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) — didirikan oleh
Bapak RS. Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang berpusat di Jember Jawa Timur,
merupakan perguruan silat yang mengembangkan tekhnik gerak silat cepat dan
lugas.
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) — didirikan oleh Ki
Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Madiun pada
tahun 1922, merupakan perguruan silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati
sanubari sendiri yang bersandarkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini
mengutamakan persaudaraan dan berbentuk sebuah organisasi.
Silat Perisai Diri — teknik silat Indonesia yang diciptakan
oleh Pak Dirdjo (mendapat penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama)
yang pernah mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari
aliran kungfu siauw liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan
efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan perlawanan
kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal dan banyak
anggotanya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
Silat
Pusaka Siliwangi — Perguruan
pencak silat yang berdiri di Bekasi pada 22 Oktober 2004 oleh Arief Abdul
Rachman, SE. Adapun arti nama dari pusaka siliwangi tersebut adalah Pusaka
= perumpamaan istilah ilmu peninggalan leluhur, sedangkan Siliwangi yang juga
melambangkan kedaerahan Bekasi sebagai bagian dari Jawa Barat memiliki
spesifikasi arti Sili = Saling dan Wangi = harum/menjaga nama baik
Silat Riksa Budi Kiwari — Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang
Jayadiman pada tahun 1982 di Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong
masih muda,namun telah mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat
Nasional maupun Internasional.
Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria —organisasi pencak
silat bernafaskan agama Katolik, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm.
Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.
Pencak Silat Siwah — aliran silat asli yang berasal dari daerah
Aceh yang memadukan empat aliran asli Aceh yaitu dari Peureulak dan Aceh Besar
(Keudee Bing - Lhok Nga)
Pencak Silat Bajing Kiring — Perguruan ini didirikan oleh Pak H.
Cece pada tahun 1980-an di Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Provinsi Jawa
Barat. Sekarang dilestarikan oleh penerusnya Pak Encep.
Pencak Silat Tadjimalela — Perguruan ini didirikan oleh Raden
Djajat Koesoemah Dinata pada tanggal 4 agustus 1974. PS Tadjimalela memfokuskan
pada tiga potensi untuk dikembangkan, yaitu olah pikir, olah gerak, dan olah
rasa dalam rangka memaknai kehidupan sehingga terciptanya hubungan yang
harmonis sesama makhluk hidup, alam, dan Tuhan.
Kesimpulan :
Beladiri memiliki peran penting
untuk mempertahankan diri dari ancaman, banyak jenis beladiri yang terdapat di
Indonesia, dan alangkah baiknya kita mempelajari beladiri dari bangsa kita
sendiri yaitu pencak silat. Dengan mempelajari beladiri pencak silat artinya
kita mempelajari aspek-aspek yang ada dalam beladiri tersebut, seperti aspek mental
spiritual, aspek beladiri, aspek seni budaya, dan aspek olahraga. Dengan begitu
kita telah mempertahankan budaya bangsa Indonesia. Bangga menjadi bangsa Indonesia,
Bangga akan budayanya. Indonesia Merdeka !!
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar